![]() |
Rembug stunting di Desa Ulungkura Kecamatan Kabaena Tengah Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara. (Ft. Izn) |
BOMBANA - TRANSJURNAL.com - UPTD Puskesmas Kecamatan Kabaena Tengah bersama perangkat desa dan masyarakat menggelar rembuk stunting di Desa Ulungkura, Rabu (17/9/2025).
Acara ini digelar sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih, kesehatan lingkungan, serta gizi anak untuk mencegah stunting maupun penyakit menular seperti TBC.
Dalam kesempatan ini, dr. Arhami Arman hadir sebagai narasumber utama. Ia memberikan pemaparan menyeluruh mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Menurutnya, pola hidup sehat berperan besar dalam menekan angka stunting dan memutus rantai penyebaran penyakit.
"Kami mengingatkan warga untuk tidak menunda pengobatan jika menemukan gejala penyakit TBC, terutama pada anak-anak. Deteksi dini itu sangat penting agar penanganannya lebih cepat dan efektif," jelas dr. Arhami.
Edukasi kesehatan yang disampaikan tidak hanya berhenti pada teori. Tim puskesmas dan perawat desa turut terjun langsung ke lapangan untuk memastikan informasi benar-benar sampai dan dipahami masyarakat. Perawat desa yang ada di setiap wilayah menjadi ujung tombak dalam pendampingan kesehatan sehari-hari.
Desa Ulungkura dipilih sebagai lokasi rembuk stunting karena data lapangan menunjukkan kasus gejala TBC di wilayah ini cukup tinggi dibandingkan desa lain di Kecamatan Kabaena Tengah. Kondisi tersebut membuat intervensi kesehatan dianggap perlu dilakukan secara intensif dan berkesinambungan.
Kepala UPTD KB Kabaena Tengah, Ajria, menuturkan bahwa kegiatan semacam ini bukan yang pertama. Pihaknya secara rutin menggelar posyandu serta memberikan edukasi terkait gizi seimbang.
"Kami terus mendorong masyarakat agar menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak. Asupan nutrisi yang baik dapat membantu meningkatkan berat badan serta mencegah risiko stunting," ujarnya.
Tak hanya soal gizi, Ajria juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah desa dalam program kesehatan. Ia menilai, keterlibatan pemerintah desa akan memperkuat upaya yang selama ini dilakukan petugas lapangan.
"Kami berharap pemerintah desa bisa proaktif dalam setiap program kesehatan, sehingga edukasi yang kami berikan tidak berhenti di masyarakat saja, tetapi juga diikuti dengan kebijakan dan dukungan nyata," tambahnya.
Peran aktif Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) turut mendapat apresiasi dalam acara ini. Mereka secara konsisten memberikan edukasi tentang pentingnya sanitasi, kebersihan lingkungan, hingga pola hidup sehat. Hal ini menjadi langkah nyata pencegahan sejak dini, mengingat stunting dan TBC seringkali dipengaruhi faktor lingkungan.
Kepala Desa Ulungkura, Hasran, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya atas kehadiran tim puskesmas. Ia menilai rembuk stunting ini sangat bermanfaat bagi warganya, terlebih kondisi kesehatan menjadi salah satu tantangan utama di desanya.
"Kami sangat bersyukur dengan adanya sosialisasi program ini. Sebagai pemerintah desa, kami berkomitmen memberikan ruang penuh untuk setiap kegiatan kesehatan demi kepentingan bersama," kata Hasran.
Ia juga menegaskan komitmen desa untuk mendukung penuh tenaga kesehatan lapangan yang selama ini sudah bekerja keras mendampingi masyarakat. "Perawat desa adalah garda terdepan bagi kami. Pemerintah desa siap memberikan dukungan penuh agar mereka bisa bekerja lebih optimal," tambahnya.
Melalui rembuk stunting ini, harapannya masyarakat Desa Ulungkura semakin memahami pentingnya menjaga pola hidup bersih, memperhatikan gizi keluarga, serta lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan. Puskesmas Kabaena Tengah menargetkan kegiatan serupa terus digelar di berbagai desa lain agar edukasi kesehatan bisa merata dan angka stunting serta penyakit menular dapat ditekan secara signifikan.
Laporan : Izan