KONAWE - TRANSJURNAL.com - Proyek pembangunan irigasi di Desa Watulawu, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, bikin heboh warga. Proyek senilai Rp195 juta itu dituding dikerjakan asal-asalan dan tak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB). Akibatnya, petani khawatir malah buntung karena saluran air terancam tak berfungsi lama.
Pantauan di lapangan, kondisi irigasi dinilai jauh dari kata layak. Pasangan batu tampak tidak merekat sempurna dengan semen lantaran pekerjaan dilakukan di galian yang masih tergenang air.
"Harusnya pakai Alkon untuk buang air dulu, biar batu bisa nyatu sama campuran semen. Kalau begini, ya jelas irigasi cepat rusak dan rugi buat petani," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Senin (22/9/2025).
Dugaan kejanggalan ini diperkuat Komando Garuda Aliansi Indonesia, lembaga pengawas pembangunan. Mereka menilai proyek irigasi tersebut sarat masalah, mulai dari desain yang tidak sesuai kebutuhan, penggunaan material yang diduga tak standar, hingga konstruksi yang berpotensi menyalahi aturan.
"Ini bertentangan dengan UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Kalau dibiarkan, irigasi bisa cepat rusak, fungsi terganggu, dan petani jadi korban," tegas perwakilan lembaga tersebut.
Padahal, pemerintah pusat sudah menggelontorkan anggaran besar untuk irigasi demi target swasembada pangan 2025. Namun jika proyek lapangan masih dikerjakan asal jadi, cita-cita itu bisa tinggal mimpi.
Laporan : AA
