![]() |
Nampak kegiatan di Puskesmas Kabaena Utara, meski dihari libur sejumlah bidan dan perawat tengah menangani pasien seperti biasanya. Minggu, 12/10/2025. (Ft.Izn) |
Bombana - Transjurnal.com - Di tengah upaya tenaga kesehatan melayani masyarakat di pulau terpencil, Puskesmas Kabaena Utara justru diterpa badai isu. Sebuah unggahan viral di media sosial menyoroti pelayanan puskesmas di wilayah itu, namun belakangan terungkap, kisahnya bermula dari teguran terhadap seorang bidan desa.
Hari itu, Senin (07/10/2025), suasana di UPTD Puskesmas Kabaena Utara sebenarnya berjalan normal. Para tenaga medis sibuk melayani pasien, sebagaimana hari-hari biasanya. Namun, di balik rutinitas itu, muncul ketegangan kecil antara pihak puskesmas dan seorang bidan desa di Mapila.
Koordinator bidan, Hasmawati, S.Keb, menjelaskan, awalnya puskesmas hanya memberikan teguran karena sang bidan bekerja tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Kami di puskesmas selama ini melayani pasien dengan aman, tidak pernah ada masalah. Tapi bidan itu mengambil tindakan tanpa prosedur yang berlaku," kata Hasmawati saat ditemui Wartawan Media ini, Minggu, (12/10/2025).
Menurut Hasmawati, pasien yang sedang melahirkan dijanjikan bisa ditangani langsung di lokasi tanpa perlu ke puskesmas. Akibatnya, pasien menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan dengan peralatan lebih lengkap. "Itu yang kami khawatirkan, karena bisa berisiko bagi ibu dan bayi," jelasnya.
Namun bukannya berakhir damai, teguran itu justru berbuntut panjang. Sang bidan disebut kemudian memviralkan situasi di puskesmas dan memutarbalikkan persepsi publik. Bahkan, beredar kabar ia mengajak majelis taklim di desanya untuk datang melakukan aksi protes ke Puskesmas Kabaena Utara.
"Berdasarkan informasi masyarakat, oknum bidan itu sengaja mengajak warga untuk demo. Ia juga sempat mengunggah foto rekan-rekannya yang sedang beristirahat main kartu, padahal saat itu tidak ada pasien. Tapi fotonya dibuat seolah kami tidak profesional," tutur Hasmawati dengan nada kecewa.
Ia tak menampik bahwa kondisi puskesmas mereka jauh dari kata ideal. Namun, di tengah segala keterbatasan, tenaga kesehatan di sana tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik.
"Kami ini di tengah Pulau Kabaena, aksesnya sulit. Tapi kalau ada pasien dari luar kecamatan, tetap kami terima. Bahkan dari Desa Lamonggi di wilayah puskesmas lain pun kami layani karena jalan ke sini lebih mudah," katanya.
Hasmawati berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap fasilitas dan sarana kerja mereka. "Kami tidak ingin masalah ini memperburuk citra puskesmas. Kami hanya ingin bekerja dengan tenang dan melayani masyarakat sebaik-baiknya," ujarnya.
Kasus ini kini tengah menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana. Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk melakukan klarifikasi dan pembinaan, agar pelayanan kesehatan di Kabaena Utara tetap berjalan kondusif dan profesional.
Laporan : Izan