![]() |
Potret perayaan HUT Bogor dan Seorang Ibu Rumah Tangga yang sedang mengais sisa makanan dari Bak Sampah. (Ft.Idr) |
BOGOR - TRANSJURNAL.com - Di tengah gegap gempita perayaan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 yang berlangsung meriah di kawasan Gedung Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, momen memilukan justru tertangkap kamera. Seorang ibu paruh baya tampak mengais sisa-sisa makanan dari bak sampah demi membawa pulang makanan untuk anak-anaknya.
Peristiwa tersebut terjadi di sekitar area perkantoran Gedung Tegar Beriman, tempat utama perayaan HJB digelar. Saat para undangan larut dalam euforia pesta, ibu itu terlihat membongkar sisa makanan dari tempat sampah, memasukkannya ke dalam kantong plastik lusuh yang dibawanya.
"Ini hari yang bahagia buat saya, karena bisa dapat makanan buat anak-anak di rumah," ujar sang ibu kepada awak media dengan senyum tulus meski wajahnya tampak lelah.
Ia menuturkan bahwa makanan yang ia kumpulkan dari sisa acara akan dibagikan tidak hanya kepada keluarganya, tetapi juga kepada kerabat yang senasib dengannya. Ia pun mengaku sehari-hari bekerja sebagai pemulung gelas dan botol plastik, berpindah dari satu bak sampah ke bak sampah lainnya demi bertahan hidup.
Potret ini menciptakan kontras yang tajam dengan momen perayaan yang penuh kemewahan. Visi Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang "istimewa" dan maju seakan ternoda oleh potret nyata kesenjangan sosial yang masih mengakar.
Peristiwa ini menyentil nurani banyak pihak. Apakah ini hanya satu dari sekian banyak kisah kemiskinan yang tersembunyi di balik gemerlap pembangunan?
Pengamat sosial menilai bahwa tanggung jawab terhadap masyarakat miskin tidak hanya berada di pundak pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Negara, sesuai amanat UUD 1945, wajib melindungi seluruh rakyat dari kelaparan dan krisis sandang-pangan.
Kisah sang ibu di tengah sampah pesta ini diharapkan jadi cermin bagi semua pihak, bahwa keadilan sosial dan kepedulian terhadap sesama harus lebih dari sekadar jargon.
Laporan : Indrawan