BOGOR - TRANSJURNAL.com - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor kembali jadi sorotan. Perusahaan yang setiap bulan menagih pembayaran dari pelanggan itu disebut abai dalam memperbaiki akses jalan menuju sumber air sendiri.
Kasus terbaru muncul di kawasan Pintu Ledeng Ciburial, Kecamatan Ciomas. Jalan menuju sumber mata air peninggalan kolonial Belanda itu justru diperbaiki menggunakan anggaran desa, bukan dana PDAM.
"Bayangkan, PDAM tiap hari jual air, berapa besar keuntungan tiap bulan? Tapi giliran urusan jalan, malah minta ke desa. Ini jelas bikin kecewa pelanggan," kata Andri, warga Ciomas sekaligus pelanggan PDAM, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, kondisi ini menimbulkan dugaan serius adanya kebocoran anggaran. Tak heran, desakan audit terhadap jajaran direksi PDAM pun menguat. Publik mendesak Bupati Bogor hingga aparat penegak hukum, mulai dari Kejaksaan sampai Tipikor Polda Jabar, untuk turun tangan menyelidiki.
"Publik bertanya, apakah PDAM Tirta Kahuripan benar-benar bangkrut, atau hanya pura-pura tak berdaya? Jangan-jangan nanti slogannya jadi. PDAM, Menjual Air Tuhan, Jalan Silakan Minta ke Desa," sindir Andri.
Hingga kini, pihak PDAM Tirta Kahuripan belum memberikan penjelasan resmi terkait sorotan publik ini.
Laporan : Indrawan