Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pemkab Koltim Mantapkan Strategi Tekan Stunting, Plt Bupati Yosep: Butuh Kerja Kolektif

Thursday, 25 September 2025 | September 25, 2025 WIB Last Updated 2025-09-26T04:10:32Z


KOLTIM - TRANSJURNAL.com -
Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) terus menunjukkan keseriusannya dalam upaya menurunkan angka stunting. 


Komitmen ini kembali ditegaskan melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Tahap III Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2025 yang digelar oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).


Kegiatan tersebut berlangsung pada Kamis (25/9/2025) di Aula Pemda Koltim, Desa Lalingato, Kecamatan Tirawuta. Ratusan peserta hadir, mulai dari unsur pemerintah daerah, tenaga kesehatan, hingga pendamping desa. 


Rakor dibuka secara resmi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Koltim, H. Yosep Sahaka, S.Pd., M.Pd., yang menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor agar target penurunan prevalensi stunting dapat tercapai lebih cepat dan signifikan.


"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan kerja sama dari seluruh elemen, mulai dari OPD, tenaga kesehatan, kader Tim Pendamping Keluarga (TPK), hingga masyarakat. Ini adalah kerja kolektif demi masa depan generasi Koltim yang lebih baik," ujar Yosep Sahaka dalam sambutannya.



Rakor kali ini mengusung tema "Evaluasi Pendampingan Keluarga oleh TPK Semester I Kabupaten Kolaka Timur Tahun 2025". Tema ini dipilih untuk mempertegas pentingnya evaluasi terhadap peran TPK yang menjadi garda terdepan dalam mendampingi keluarga, khususnya ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, guna mencegah risiko stunting sejak dini.


Turut hadir Kepala DPPKB Koltim, Jumaeda, SKM, beserta jajaran, UPTD KB se-Koltim, perwakilan RSUD Koltim, serta sejumlah OPD terkait. Dalam laporannya, Jumaeda menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis nasional di bawah koordinasi Kementerian BKKBN RI.


"Program percepatan penurunan stunting ini selaras dengan visi dan misi Bupati Koltim, H. Abdul Azis, SH., MH., dan Wakil Bupati Koltim, H. Yosep Sahaka, S.Pd., M.Pd., untuk masa bakti 2025–2030, yakni menciptakan generasi Koltim yang sehat, unggul, dan bebas stunting," jelas Jumaeda.


Ia menambahkan, laporan yang dihimpun dari kecamatan menunjukkan adanya progres positif meski tantangan di lapangan masih cukup besar. Salah satunya terkait kesadaran masyarakat terhadap pola makan seimbang, pemenuhan gizi ibu hamil, serta pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin di Posyandu.


Setiap kecamatan dalam forum ini menyampaikan laporan perkembangan program di wilayah masing-masing. Laporan tersebut mencakup upaya pendampingan keluarga oleh TPK, capaian intervensi spesifik seperti imunisasi, pemberian vitamin dan makanan tambahan, serta intervensi sensitif seperti penyediaan air bersih dan sanitasi. Selain itu, efektivitas sosialisasi di tingkat desa juga menjadi salah satu poin evaluasi utama.


Perwakilan RSUD Koltim dalam paparannya menekankan pentingnya peran rumah sakit dalam memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak. RSUD Koltim disebut aktif melaksanakan imunisasi, pemberian makanan tambahan, serta berkolaborasi dengan Posyandu dalam memantau pertumbuhan balita.


"Perlu dipahami bersama bahwa Posyandu bukan milik desa, melainkan milik bersama yang harus dioptimalkan fungsinya oleh seluruh elemen, baik pemerintah desa maupun instansi kesehatan. Posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak," ungkap perwakilan RSUD Koltim.


Plt Bupati Koltim, Yosep Sahaka, kembali menjelaskan bahwa percepatan penurunan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga masyarakat secara luas. 


Menurutnya, penanganan stunting harus dilakukan secara holistik dengan melibatkan berbagai aspek, mulai dari kesehatan, pendidikan, infrastruktur, hingga pemberdayaan ekonomi keluarga.


"Dinas Kesehatan, DPPKB, RSUD, hingga perangkat desa harus turun langsung. Pencegahan stunting tidak bisa parsial, harus berkesinambungan. Kita bicara tentang masa depan generasi Koltim, sehingga kerja sama semua pihak menjadi sangat krusial," kata Yosep.



Ia juga menyampaikan pentingnya keterlibatan kader TPK di desa-desa. Menurutnya, TPK memiliki peran strategis karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. Yosep berharap para kader semakin proaktif dalam mendampingi keluarga sasaran dan memberikan edukasi yang tepat terkait pencegahan stunting.


Dengan terlaksananya Rakor Tahap III ini, Pemkab Koltim berharap upaya percepatan penurunan stunting dapat berjalan lebih terarah, terukur, dan menghasilkan dampak nyata. Sinergi lintas sektor diharapkan mampu mempercepat pencapaian target generasi Koltim yang sehat, cerdas, dan bebas dari stunting.


"Ini bukan sekedar program, tetapi investasi masa depan. Generasi Koltim harus tumbuh sehat, cerdas, dan bebas dari stunting. Karena itu, setiap langkah yang kita lakukan hari ini akan menentukan wajah Koltim di masa depan," pungkas Yosep. (Adv)


Laporan Redaksi 

×
Berita Terbaru Update