Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Musim Hujan dan Fenomena Alamiahnya

Wednesday 8 May 2024 | May 08, 2024 WIB Last Updated 2024-05-09T00:45:57Z


OPINI -
Kondisi jalan di beberapa titik di Kolaka Timur (Koltim) ini, beberapa waktu belakangan banyak dikeluhkan masyarakat. Baik itu keluhan langsung yang kita dengarkan ketika melintas, maupun di media sosial silih berganti berseliweran dengan foto disertai caption atau pernyataan dan keluhan terkait kondisi dan dimana kejadiannya.


Dari seluruh keluhan dan penyampaian ini, rata-rata semua ditujukan kepada pimpinan daerah ini atau bupati. Baik mereka menginginkan langkah kongkrit apa yang harus dilakukan bupati dan jajarannya, maunpun kritikan bahkan cacian terlontar dari sejumlah masyarakat atau netizen tersebut.


Ya, memang wajar masyarakat menyampaikan keluhan itu kepada pimpinan daerah selaku pemegang kebijakan tertinggi didaerah masing-masing. Punya kuasa untuk memerintahkan pejabat dibawahnya atau lebih kerennya bawahannya terkait langkah apa yang harus dilakukan.


Namun, dia berkuasa bukannya tanpa batas kuasa. Dia berfikir bukannya tanpa berikhtiar.  Dan dia berbuat bukannya tanpa bukti kongkrit. Diawal menjabat sebagai Bupati Koltim 2022 lalu, seorang Abd Azis SH MH sudah berjanji untuk mewakafkan dirinya seluruhnya hanya untuk daerah ini. Apa yang sudah diamanahkan tak lain dan tak bukan adalah kehendak Allah SWT yang harus dijaga dan dijalankan dengan baik.


Alhasil perjuangan sang Abd Azis tidaklah sia2, di tahun 2023 sesungguhx ada pengaspalan dimaksud yg sdh dianggarkan Pemprov. Yaitu pengaspalan ruas Rate2 - Poli2a sejauh 2,2km, oleh karena ruas depan pasar Ldg tersebut masih tersangkut kasus hukum atas pengerjaan sebelumx, maka realisasi aspal tersebut di geser di titik Atula-Welala.


Tidak hanya itu, ditahun 2023 jg Pemprov telah mengalokasikan peningkatan jalan ruas Poli2a - Baula, shg akses tersebut kini sdh mudah dilalui kendaraan


Soal fenomena jalan yang selama ini menjadi masalah klasik dan utama didaerah ini, ia selalu upayakan contohnya poros Tirawuta-Lambandia yang melewati jalur pros Ladongi yang sampai saat ini selalu menjadi keluhan bahkan cacian untuk bupati, meskipun itu adalah jalur kewenangan Provinsi, tak henti-hentinya ia upayakan ditingkat provinsi untuk segera mengucurkan anggaran dan mengaspalnya. Bahkan pernah dirinya menandatangani petisi agar jalur tersebut segera diaspal, namun apa daya hingga akhir 2023 dan masuh 2024 proses pengerjaannya belum juga terealisasi dikarkan persoalan status jalan tersebut masih dalam proses penanganan oleh pihak penegak Hukum dikarnakan terdapat temuan berdasarkan audit BPK dan dalam penanganan pihak Polda Sultra itu yg manjadi kendala sehingga pengerjaanya tidak dapa dilanjutkan di tahun 2023 namun di tahun ini  provinsi akan kembali melanjutkan pengerjaanya dengan dibuktikan sudah ada pemenang lelang terkait pengawasanya di tahun 2024 ini.


Apakah bupati diam saja, di awal 2023 atau saat perayaan HUT daerah ini yang ke-10 di Kecamatan Lambandia, bupati melalui dinas terkait sudah pernah meng clearing atau meratakan rute Ladongi hingga Lambandia, namun karena fenomena alam hingga truk berkapasitas besar sering melewati maka jalanannya kembali rusak.


Namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk memuluskan akses tersebut, hingga saat ini ia masih menunggu proses pengerjaan pengaspalan rute Tirawuta-Lambandia yang saat ini sedang dalam proses tender. Meskipun cacian disana sini terus saja berdatangan, namun itu dianggapnya sebagai vitamin dan spirit untuk ia terus memperjuangkan masalah tersebut.


Soal kerusakan jalan, tak hanya soal belum adanya pengaspalan yang membuat kondisinya semakin hari semakin rusak. Tetapi faktor hujan tak bisa disepelekan. Ya, curah hujan yang tinggi seperti sekarang ini di seluruh wiayah Indonesia termasuk Koltim, bukan hanya menghancurkan jalan, tetapi juga menyebabkan bencana lain, seperti banjir dan tanah longsor.


Hujan merupakan peristiwa hidrologi yang melibatkan proses kondensasi hingga air bisa turun ke bumi. Peristiwa hujan juga disinggung dalam berbagai Hadist Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan bahwa hujan adalah rahmat dari yang maha kuasa.


Hujan yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan bencana alam pada permukaan bumi yang memiliki daya serap air tidak sempurna. Bencana alam yang ditimbulkan oleh hujan diantaranya adalah banjir dan longsor.


Indonesia merupakan negara dengan curah hujan yang cukup tinggi, Indonesia memiliki, yakni 2000 millimeter per tahun. Sayangnya, persebaran curah hujan di Indonesia tidak merata, sehingga ada daerah yang mendapat curah hujan berlebih dan ada pula yang kekurangan curah hujan.


Yakin dan percaya, semua ini akan dituntaskan secara perlahan dan dalam waktu yang tidak lama. Mari kita bersama-sama bersabar juga memaklumi jika dianggap pemerintah belum maksimal dalam berbuat, dan memberikan ruang pemerintah untuk menindaklanjuti dan dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh demi Kolaka Timur Wonua Sorume yang kita cintai.


Ditulis oleh: Topik Sungkono, SH.

×
Berita Terbaru Update