![]() |
Deretan tenda yang disewakan dengan harga Rp.2jt hingga Rp.8jt. (Ft.idr) |
BOGOR - TRANSJURNAL.com - Event Bogor Fest 2025 yang digelar Pemkab Bogor dalam rangka Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543 justru menyisakan keluhan dari para pedagang kecil. Alih-alih menjadi ajang promosi dan penggerak ekonomi lokal, festival ini dinilai menjadi ajang cari untung oleh oknum panitia dan paguyuban UMKM.
Sejumlah pedagang mengaku keberatan dengan tarif sewa tenda yang dipatok oleh pihak event organizer (EO), dengan harga yang mencapai Rp2 juta hingga Rp8 juta per tenda.
"Kami ini hanya penjual kecil. Biaya sebesar itu sangat memberatkan, padahal kami juga belum tentu bisa menutup modal," keluh seorang pedagang gorengan kepada wartawan, Sabtu (14/6/2025). Pedagang tersebut meminta identitasnya tidak dipublikasikan.
Keluhan juga datang dari penjual minuman dan makanan tradisional seperti gudeg. Mereka mengaku tidak mendapat sosialisasi yang jelas soal tarif sewa.
Informasi yang dihimpun transjurnal menyebutkan bahwa sewa tenda dikoordinasikan oleh ketua paguyuban UMKM Kabupaten Bogor berinisial HL. Pedagang yang ingin ikut serta diharuskan berkoordinasi langsung dengan HL.
Salah satu panitia yang ditemui wartawan mengonfirmasi bahwa tenda-tenda memang disewakan dengan harga bervariasi.
"Tenda termurah Rp2 juta, ada yang Rp5 juta. Kalau VIP, itu sampai Rp8 juta," ungkapnya.
Biaya yang tinggi ini membuat banyak pedagang merasa terbebani. Bahkan, sebagian besar dari mereka terancam merugi karena pemasukan tak sebanding dengan biaya sewa.
Sementara itu, pihak Pemkab Bogor belum memberikan keterangan resmi terkait keluhan para pedagang dan dugaan pungutan yang dilakukan oleh oknum panitia.
Laporan : Indrawan