BOGOR - TRANSJURNAL.com - Rencana penutupan Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah di wilayah Karadenan menuai protes warga. Acang, pengelola sampah di Karadenan, menilai kebijakan itu hanya akan menimbulkan masalah baru.
"Kalau TPS ditutup, sampah bisa menumpuk, menimbulkan penyakit, bahkan berpotensi memicu kebakaran di musim kemarau ini," ujar Acang, Kamis (1/8).
Acang mengungkapkan, operasional pengelolaan sampah selama ini sudah berat. Biaya sewa truk, gaji pegawai, hingga perawatan kendaraan membuat pengeluaran bulanan mencapai sekitar Rp44 juta, sementara pemasukan hanya sekitar Rp40-42 juta.
"Selama ini kami sudah nombok. Kalau TPS ditutup, warga bingung mau buang sampah ke mana. Bisa-bisa sampah dibuang ke kali Ciliwung atau jalanan," tegasnya.
Lurah Karadenan yang hadir dalam pertemuan dengan warga menyebut pihaknya telah meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor segera turun tangan.
"DLH harus mencari solusi. Jangan sampai kebijakan penutupan TPS justru memicu persoalan baru bagi warga," katanya.
Warga berharap DLH mengambil alih pengangkutan sampah harian agar pengelolaan sampah bisa lebih tertata dan beban biaya masyarakat tidak semakin berat.
Laporan : Indrawan