.jpg)
BOGOR - TRANSJURNAL.com - Dugaan praktik intimidasi terhadap sejumlah dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mencuat ke publik. Seorang pihak bernama Silo diduga kerap menekan pejabat terkait proyek penunjukan langsung maupun tender dengan nilai mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Sejumlah sumber internal Pemkab Bogor yang enggan disebutkan namanya menyebutkan, Silo kerap mendatangi kantor dinas tertentu untuk meminta jatah proyek. Tekanan itu bahkan disertai ancaman akan melaporkan pejabat terkait ke aparat penegak hukum (APH) maupun ke orang nomor satu di Kabupaten Bogor.
"Dia sering membawa nama orang nomor satu di Kabupaten Bogor, seolah-olah ada restu, padahal ini meresahkan dan membuat pejabat tidak nyaman," ujar salah satu sumber, Senin (1/9/2025).
Sumber lain menambahkan, Silo tidak datang sendiri. "Pertama datang dia bersama Asep Nanang," ungkapnya.
Praktik dugaan intimidasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan aparatur sipil negara (ASN). Para ASN menilai hal tersebut bisa mengganggu iklim kerja sekaligus menodai prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran daerah.
Hingga kini pihak terkait maupun pejabat nomor satu di Kabupaten Bogor belum memberikan keterangan resmi mengenai kebenaran dugaan tersebut.
Ketua PWRI Bogor Raya sekaligus pakar hukum, Rohmat Selamet, menilai jika praktik intimidasi itu benar terjadi, maka sudah masuk ranah pidana. "Ini jelas bisa menimbulkan keresahan, apalagi menyangkut tata kelola pemerintahan. Harus diusut tuntas," tegasnya.
Kasus ini pun menjadi sorotan masyarakat Bogor, baik dari kalangan pengusaha maupun elite politik. Isu ini mencuat di tengah upaya Pemkab Bogor membangun pemerintahan yang bersih dan bebas intervensi pihak luar menuju Bogor Istimewa.
Laporan : Indrawan
.jpg)
.jpg)
