BOGOR - TRANSJURNAL.com - Dugaan adanya praktik pengaturan pemenang lelang proyek kembali mencuat di Kabupaten Bogor. Sorotan publik kali ini tertuju pada Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) usai muncul indikasi pengaturan tender tiga proyek pembangunan kantor kelurahan di Kecamatan Cibinong.
Ketiga proyek bernilai miliaran rupiah itu tercatat dimenangkan oleh perusahaan yang diduga memiliki keterkaitan. Berdasarkan data, CV Ela Mulya yang beralamat di Jalan Muara Beres, Sukahati, Cibinong, memenangkan proyek pembangunan Kantor Kelurahan Tengah dengan nilai kontrak kurang lebih Rp 6 miliar.
Sementara itu, proyek pembangunan Kantor Kelurahan Ciriung senilai Rp 6,2 miliar dimenangkan CV Intan Citra Mandiri yang berlokasi di Kampung Cipayung, Kelurahan Tengah. Adapun CV Ricky Alief Putra asal Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, menjadi pemenang tender pembangunan Kantor Kelurahan Keradenan dengan nilai kontrak Rp 6,2 miliar.
Kuat dugaan, ketiga perusahaan tersebut memiliki keterkaitan kepemilikan sehingga memunculkan kecurigaan publik bahwa proses lelang tidak berjalan transparan.
"Temuan ini seharusnya menjadi perhatian aparat penegak hukum, mulai dari Kejaksaan, BPK hingga KPK, untuk memanggil pihak UKPBJ Kabupaten Bogor dan memeriksa dugaan permainan lelang," ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, Rabu (20/8/2025).
Indikasi dugaan permainan lelang kian mencuat setelah terjadi keributan di halaman kantor UKPBJ Bogor pada Selasa (5/8/2025). Sejumlah pengusaha disebut memprotes dugaan pengaturan tender dalam proyek lanjutan Bojonggede-Kemang (Bomang).
Hingga berita ini diturunkan, transjurnal.com masih berupaya meminta klarifikasi dari pejabat UKPBJ Kabupaten Bogor maupun pihak terkait, namun belum mendapat tanggapan.
Laporan : Indrawan
