BOMBANA - TRANSJURNAL.com - Sebuah pemandangan berbeda terlihat di Kantor Desa Toari, Kecamatan Poleang Barat, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Bangunan yang menjadi pusat pelayanan masyarakat itu kini tampil bersih, rapi, dan indah, lengkap dengan taman kecil, pagar yang dicat warna-warni, hingga bendera merah putih yang berkibar gagah di halaman.
Suasana asri dan terawat ini bukan muncul begitu saja, melainkan lahir dari komitmen dan kebiasaan yang ditanamkan oleh Kepala Desa Toari, Supran, S.IP.
Bagi Supran, kebersihan bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi juga bagian dari tanggung jawab moral pemerintah desa kepada masyarakat.
"Kantor desa itu wajah pemerintahan di tingkat bawah. Kalau bersih, rapi, dan nyaman, masyarakat pun merasa dihargai saat datang untuk mengurus administrasi," ungkap Supran saat ditemui di sela-sela aktivitasnya pekan kemarin.
Kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan kantor ini sudah menjadi budaya di Desa Toari. Setiap pagi, perangkat desa bersama staf secara bergotong-royong memastikan halaman kantor bebas dari sampah, tanaman terawat, serta ruangan dalam kantor tetap rapi.
Menurut Supran, hal ini juga menjadi teladan agar masyarakat terbiasa menjaga kebersihan di lingkungannya masing-masing.
Langkah yang dilakukan Kepala Desa Toari ini sejalan dengan visi dan misi Bupati Bombana yang tengah gencar mengkampanyekan pentingnya kebersihan lingkungan, terutama di kawasan perkotaan dan pusat pemerintahan.
Pemerintah Kabupaten Bombana mendorong desa-desa agar tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek kenyamanan dan estetika lingkungan.
Tak hanya memperindah kantor, kebiasaan ini turut membangun semangat gotong royong di kalangan perangkat desa. Setiap ada kegiatan kerja bakti, masyarakat sekitar pun sering ikut terlibat. Hal ini menciptakan suasana kebersamaan dan solidaritas sosial yang makin kuat.
"Kami ingin kantor desa ini tidak hanya menjadi tempat administrasi, tapi juga rumah bersama warga. Tempat yang nyaman untuk berkumpul, berdiskusi, dan mencari solusi bagi desa," tambah Supran.
Warga Desa Toari sendiri mengaku bangga dengan wajah baru kantor desa mereka. Seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, suasana kantor kini jauh lebih asri dibanding sebelumnya.
"Kalau kita datang urus surat atau bertemu perangkat desa, rasanya lebih nyaman. Halaman bersih, ada bunga, dan catnya juga cerah. Jadi tidak terkesan kumuh," ujarnya.
Transformasi Kantor Desa Toari ini menjadi contoh bahwa pembangunan desa tidak melulu soal infrastruktur besar, tetapi juga menyangkut hal-hal kecil yang berdampak langsung pada kenyamanan masyarakat. Dengan lingkungan yang bersih, pelayanan publik pun bisa berjalan lebih baik karena masyarakat datang dengan perasaan tenang.
Selain fokus pada kebersihan kantor, Kepala Desa Toari juga berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan desa secara keseluruhan. Program penghijauan dengan menanam pohon di sekitar balai desa dan fasilitas umum terus digalakkan. Supran berharap langkah kecil ini bisa menjadi bagian dari upaya besar menjaga Bombana tetap hijau dan sehat.
Ke depan, Pemerintah Desa Toari juga berencana menjadikan area kantor sebagai pusat kegiatan masyarakat, seperti tempat rapat pemuda, pelatihan ibu-ibu PKK, hingga pertemuan adat. Dengan kondisi lingkungan yang rapi dan nyaman, kantor desa diyakini mampu menjadi titik sentral kemajuan desa.
Kehadiran kantor desa yang bersih, indah, dan tertata dengan baik di Toari membuktikan bahwa kepemimpinan di level desa sangat menentukan wajah sebuah daerah. Apa yang dilakukan Supran bersama perangkatnya menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana, yakni menjaga kebersihan dan kerapian.
Kini, Kantor Desa Toari tak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi, tetapi juga simbol kepedulian terhadap lingkungan dan cermin komitmen pemerintah desa terhadap pelayanan masyarakat yang lebih baik.
Laporan : Am/Ir
