 |
| Kantor Desa Ulungkura Kecamatan Kabaena Tengah Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara. (Ft.ir) |
BOMBANA - TRANSJURNAL.com - Warga Desa Ulungkura, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana mulai angkat suara.
Mereka menyuarakan keresahan terkait jarangnya Kepala Desa terlihat di kantor dan ketidakjelasan pengelolaan dana bantuan sosial (bansos) dari perusahaan yang disebut mencapai miliaran rupiah.
Seorang warga yang enggan disebut namanya menyebut, Kepala Desa Ulungkura sudah lebih dari tiga tahun tidak aktif secara konsisten di kantor desa.
"Kalau dihitung-hitung, paling lama di kampung cuma seminggu. Alasannya rapat terus, tapi ternyata seringnya di Kendari," ucapnya, Selasa (5/8/2025).
Tak hanya soal kehadiran, warga juga mempertanyakan transparansi dana bansos dari PT TMS yang digelontorkan sejak April 2022. Dari total dana Rp1,3 miliar, masih tersisa sekitar Rp200 juta yang hingga kini belum pernah dirapatkan atau dilaporkan kepada masyarakat.
"Katanya ada sisa dana, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Padahal bisa dimanfaatkan untuk pembangunan jalan lorong, gerbang desa, atau bantuan langsung tunai bagi warga," tambahnya.
Warga juga mengeluhkan dampak dari ketidakhadiran kepala desa terhadap pelayanan sosial. Salah satu contohnya, konflik antar pemuda yang sempat memanas dan berharap ada upaya mediasi dari pihak desa.
"Masalah kecil jadi besar karena tidak ada yang turun tangan. Warga bingung harus konsultasi ke siapa," ungkap warga.
Kini, masyarakat berharap Kepala Desa Ulungkura bisa lebih sering hadir di tengah-tengah mereka agar roda pemerintahan desa bisa berjalan lebih baik.
"Kalau memang tidak ada urusan penting di kabupaten, ya sebaiknya di kantor saja. Biar komunikasi dengan masyarakat lancar dan pelayanan tidak terhambat," ujarnya.
Sampai berita ini diturunkan, Kepala Desa Ulungkura belum memberikan pernyataan resmi terkait keluhan warga. (IR)
